Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Situasi Mencekam di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi (1)

Situasi Tegang di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi, Pemilu 1955, pemilu di Toraja, Rumah dalam Masyarakat Toraja: Jenis dan Fungsinya (Catatan Belanda 1947), budaya toraja, sejarah toraja, asal mula nama toraja, tongkonan, tari toraja, ritual toraja, ukiran toraja, seni toraja, upacara kematian tojaja, pesta kematian,ma'badong toraja, tau-tau, tatau, teong toraja, kerbau toraja, tedong bonga, Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947, Memorie van Overgave (Naskah serah terima), Algemene Secretarie, Politiek Verslag, Jaarlijksch Verslag, Algemeen Verslag, Bijlagen Algemeen Verslag, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Makassar, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Luwu, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Bima Bonthain, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Bone, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Parepare, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Selayar, Brieven aan de Directeur's Lands Producten en Cievile Magazijnen, Kommissorial Bijlagen Algemeen Verslag, Administratie Algemen Verslag, Kultuur Verslag, Administratie Algemen Verslag, Administratie Algemen Verslag (bevolking), Algemeen Staat der Bevolking Verslag, Oorlog Celebes, Begrotingen Makassar, Tarief en Bapalingen op de inkomde/uitgaande regte te Makassar, Reglement gesticht Makassar, Besluiten van Makassar; Duplicaat aankomende brieven en bijlagen van hun hoodelheedens te Batavia, Secrete en aparte aankomende brieven en bijlagen; Makassar besluiten (buku), Besluiten Makassar en onderhoorigheden, Rantepao, Tana Toraja, Toraja, Toraja Utara,
Kampanye Pemilu 1955

TORAJA.ARUNGSEJARAH.COM - Situasi Mencekam di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi (1) .


PEMILU 1955 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan di Indonesia untuk memilih anggota DPR dan Konstituante. 

Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara nasional  oleh bangsa Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pelaksanaan Pemilihan Umum 1955 didasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 tahun 1953, tentang Pemilihan Anggota Konstituante dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

Karena itu, pemilu tahun 1955 dilaksanakan dalam rangka memilih anggota-anggota parlemen (DPR) dan Konstituante yang merupakan sebuah lembaga yang memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi negara, khususnya untuk menyusun Undang-undang Dasar yang lebih komprehensif sebagai pengganti UUD Sementara 1950. 

Kendati berbeda dengan Maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November 1945 tentang Pembentukan Partai-partai Politik  yang didalamnya juga termaktub rencana pelaksanaan Pemilu pada Januari 1946 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), namun setelah 10 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia, barulah pemilihan ini berhasil dilaksanakan secara nasional.

Pemilihan umum ini diikuti peserta yang terdiri dari partai politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan. Untuk pemilihan anggota DPR diikuti oleh 36 partai politik, 34 organisasi massa, dan 48 calon perorangan yang memperebutkan 260 kursi. Sedangkan pemilihan anggota konstituante diikuti oleh 39 partai politik, 23 organisasi massa, dan 29 calon perorangan yang memperebutkan 520 kursi konstituante dan ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.

Kendati banyak yang menganggap Pemilu 1955 diselenggarakan dalam suasana khidmat dan berlangsung sangat demokratis, namun banyak fakta yang menunjukkan terjadinya berbagai macam kekerasan, bahkan pembunuhan di masa pemilihan umum tersebut, utamanya yang terjadi di daerah pemilihan Sulawesi Selatan. Belum lagi banyaknya terjadi kampanye negatif dan kampanye hitam yang mewarnai proses kampanye. 

Beberapa laporan, termasuk yang disampaikan Jawatan Penerangan tentang situasi menjelang, hingga berakhirnya proses pemilu 1955 dapat dibaca di kantor Arsip di seluruh Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan. Salah satu laporan yang menarik dilaporkan oleh Djawatan Penerangan Makale/Rantepao tentang situasi menjelang pemilu di Toraja. Berikut laporannya:

***

No          : 343/Rhs/4.d./55.
Pokok    : Pemilihan Umum
Lamp.    :
Makale, 5 Oktober 1955.-

K e p a d a
1. Jth. Djapen Kab. Luwu di Palopo
2. “     Djapen Prosul di Makassar

----

Dengan hormat, terkirim pada sdr. pendjelasan mengenai activiteit Partai2 Politik didaerah Makale/R.Pao dalam menghadapi Pemilihan Umum.

Terutama disaat2 mendekatnja pemungutan suara untuk Dewan Perwakilan Rakjat tgl. 29 Sept. ’55, maka kegiatan partai2 politik nampak meningkat sekali, dimana partai2 politik didaerah ini membuat blok2 jakni: blok Agama jang dipelopori oleh Masjumi dan Parkindo, blok Nasionalisme dipelopori oleh terutama P.N.I. dan P.K.R. sedang blok ketiga ialah Sosialisme jang dipelopori oleh P.K.I. Blok2 ini timbul sesudah diadakan serangan hebat dari P.K.I. terhadap Masjumi, dan dari blok Agama terhadap aliran Nasionalisme, karena aliran ini dituduh kerdja sama dengan aliran sosialisme (P.K.I.).

Serangan P.K.I. terhadap Masjumi.

Serangan P.K.I. terhadap pihak Masjumi mulai dilakukan setelah nyonya Salawati Daud tiba didaerah ini ja’ni kira2 pada pertengahan Agustus 1955. 

Dalam kampenjenja keliling didaerah ini, selain mengemukakan tudjuan partainja dengan segala rupa pudjaan dan djandji2 kepada rakyat jakni, untuk membuat masjarakat jang makmur dan adil, bebas, jaitu masjarakat proletar, dimana tidak lagi terdapat kemiskinan dan kemelaratan, tidak menghendaki kapitalisme, feodalisme dan imperialisme sebagai suatu perdjuangan untuk mentjapai masjarakat jang sama-rata, sama-rasa, maka dikemukakan pula kekurang baikan partai2 lain terutama Masjumi sebagai berikut: 

Masjumi menghendaki supaja Negara Indonesia mendjadi negara Masjumi (Negara Islam) dimana kita semua harus diIslamkan, pentjaharian kita akan dihapuskan jakni pemeliharaan babi harus dibasmi dan lain2 utjapan jg merugikan. Selandjutnja P.K.I. hubungkan pula dengan tindakan2 TII/DI (gerombolan) dimana Masjumi setjara terang2an ditjap oleh P.K.I. sebagai penghubung gerombolan dll. 

Dan achirnja rakjat diadjak supaja menusuk sadja palu-arit, dan djangan sekali2 menusuk bulan-bintang (Masjumi) melainkan djikalau rakyat tidak mau menusuk palu-arit baiklah menusuk sadja tanduk-tedong (kepala-banteng P.N.I.).

Serangan pembalasan Masjumi terhadap P.K.I.

 Serangan pembalasan jang dilakukan oleh Masjumi terhadap P.K.I. djuga adalah pedis dan tadjam, penghinaan dibalasnja dengan penghinaan djuga, penjinggungan dibalas dengan penjinggungan. Didalam kampanje mereka, sama sekali tidak menjinggung tudjuan asli dari pada Masjumi jakni untuk membuat Negara Islam Indonesia jang undang2 dasarnja dan semua peraturan2 jang ada, harus didasarkan pada kitab sutji Al-Quran, melainkan mereka mengemukakan program pemerintahannja terutama di lapangan ekonomie, sebagai berikut: 

Bersambung.... Situasi Mencekam di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi (2) - Arung Toraja (arungsejarah.com)