Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Situasi Mencekam di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi (2)

Situasi Tegang di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi, Pemilu 1955, pemilu di Toraja, Rumah dalam Masyarakat Toraja: Jenis dan Fungsinya (Catatan Belanda 1947), budaya toraja, sejarah toraja, asal mula nama toraja, tongkonan, tari toraja, ritual toraja, ukiran toraja, seni toraja, upacara kematian tojaja, pesta kematian,ma'badong toraja, tau-tau, tatau, teong toraja, kerbau toraja, tedong bonga, Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947, Memorie van Overgave (Naskah serah terima), Algemene Secretarie, Politiek Verslag, Jaarlijksch Verslag, Algemeen Verslag, Bijlagen Algemeen Verslag, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Makassar, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Luwu, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Bima Bonthain, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Bone, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Parepare, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Selayar, Brieven aan de Directeur's Lands Producten en Cievile Magazijnen, Kommissorial Bijlagen Algemeen Verslag, Administratie Algemen Verslag, Kultuur Verslag, Administratie Algemen Verslag, Administratie Algemen Verslag (bevolking), Algemeen Staat der Bevolking Verslag, Oorlog Celebes, Begrotingen Makassar, Tarief en Bapalingen op de inkomde/uitgaande regte te Makassar, Reglement gesticht Makassar, Besluiten van Makassar; Duplicaat aankomende brieven en bijlagen van hun hoodelheedens te Batavia, Secrete en aparte aankomende brieven en bijlagen; Makassar besluiten (buku), Besluiten Makassar en onderhoorigheden, Rantepao, Tana Toraja, Toraja, Toraja Utara,
Kampanye Pemilu 1955
TORAJA.ARUNGSEJARAH.COM - Situasi Mencekam di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi (2) .


Serangan Pembalasan Masjumi Terhadap P.K.I.

SERANGAN pembalasan jang dilakukan oleh Masjumi terhadap P.K.I. djuga adalah pedis dan tadjam, penghinaan dibalasnja dengan penghinaan djuga, penjinggungan dibalas dengan penjinggungan. 

Didalam kampanje mereka, sama sekali tidak menjinggung tudjuan asli dari pada Masjumi jakni untuk membuat Negara Islam Indonesia jang undang2 dasarnja dan semua peraturan2 jang ada, harus didasarkan pada kitab sutji Al-Quran, melainkan mereka mengemukakan program pemerintahannja terutama di lapangan ekonomie, sebagai berikut: 

Djikalau Masjumi menang, maka barang2 akan murah, terutama penghidupan/kebutuhan rakyat sehari2, tukang korupsi akan ditendang, dan lain2 djandji2 jang muluk kepada rakjat.

Selandjutnja dikatakan, bahwa pembahagian kursi yang diperoleh daerah Sul.Sel/Tenggara sebanjak 14 buah sekarang sudah ditangan Masjumi 12 kursi, maka baiklah rakjat memilih sadja masjumi supaja kita sama2 senang. 

Selain itu dikatakan pula, bahwa Masjumi sekarang sudah 3 bulan memerintah dimana semua djabatan2 penting Masjumi jang duduki misalnja: P.M. Pertahanan, Menteri Dalam Negeri dll. djabatan penting lagi. 

Sesudah mengemukakan program pemerintahannja dengan rupa-rupa djandji, Masjumi mengajak pula rakyat supaya djangan menusuk P.K.I. dengan rupa2 propaganda dan penghinaan diantaranja dikatakan bahwa P.K.I. itu adalah tidak mengenal agama dan Tuhan, tidak mengenal hukum moral, dan selandjutnja mentafsirkan arti palu-arit sebagai suatu alat untuk menjiksa manusia dengan mengatakan bahwa: 

Sabitnja itu adalah dimaksudkan untuk menjabit leher manusia, sedang palu2nja adalah dimaksudkan untuk memalu ubun2 kita sampai mati. 

Oleh sebab itu djanganlah sekali2 menusuk tgb.nja tetapi tusuklah Bulan-bintang sebagai suatu benda jang besar gunanja bagi manusia, menerangi dunia dan segala isinja, dapat diliat djikak kita hendak turun tanah (menanam) jang memberikan hasil berlipat ganda, demikianpun djika hendak membangunkan sesuatu bangunan bulan dan bintang harus memperhatikan djalannja bulan dan bintang maka pasti kita akan selamat diatas mendiami bangunan itu. 

Dari sebab itu tusuklah bulan-bintang, dan kalau ada diantara sdr2 tidak mau menusuk bulan-bintang, baiklah sdr. menusuk Parkindo, karena Parkindo adalah sama2 partai agama mendjundjung Tuhan j.m.e. Demikian penerangan2 Masjumi jang menguntungkan djuga Parkindo.

Serangan Masjumi Terhadap P.N.I.

Sebagai akibat dari andjuran P.K.I. untuk menusuk P.N.I. djika tidak mau menusuk P.K.I., menimbulkan kedjengkelan Masjumi terhadap P.N.I. jang kemudian mengadakan serangan setjara besar2an terhadap P.N.I. 

Serangan Masjumi terhadap P.N.I. djauh lebih pedis dari pada serangannja terhadap P.K.I. Setiap penerangan Masjumi P.N.I.-lah jang mendjadi sasaran utama dengan melemparkan kata2 penjinggungan bukan sadja terhadap partai, tetapi djuga terhadap oknum2 anggota Partai. 

Selain itu, Masjumi djuga mentafsirkan salah tanda gambar P.N.I. baik Kepala Banteng, maupun Buruh-Taninja dengan Gerakan Pembela Pantjasila semuanja ditafsirkan salah satu demi satu sebagai berikut:

(Penjinggungan terhadap partai)

a. Kepala Banteng.

Ditafsirkan sebagai binatang jang ganas dengan uraian bahwa liatlah dan saksikanlah Banteng P.N.I. berdiri dengan sikap jang mau menanduk kita. Djikalau nantinja P.N.I. menang, maka bantengnja itu akan kian kesana kemari menanduk kita bangsa Indonesia satu demi satu sehingga kita semua mati konjol, dan lain2 tafsiran lagi jang bukan2.

b. Buruh-tani.

Dipropagandakan, bahwa P.N.I. dan P.K.I. hanja satu badan. Dikatakan selandjutnya, bahwa dalam pemilihan umum ini hanjalah dua partai sadja jang berebutan untuk mentjapai kemenangan, ialah Masjumi dan P.K.I. P.N.I. sudah digabungkan dengan P.K.I. 

Kemudian Masjumi mengemukakan bukti2 salah dengan djalan mengabui mata rakjat sebagai berikut: Liatlah tanda gambar P.N.I., selain kepala banteng ia memakai pula tanda gambar P.K.I. ialah Buruh-Tani P.N.I. 

Tanda gambar ini adalah asalnja dari P.K.I. jang kemudian dioper pada P.N.I. untuk dipakai mempengaruhi rakjat, demikian Masjumi. Selain itu dikatakan, bahwa diatas awan2 Buruh-tani terdapat bintang2 gelap djadi orang2 meluku didalam gelap, meluku diatas gunung2 dan lebih heran lagi mengapa Masjumi mengatakan “bukan tanah (sawah) jang diluku” melainkan manusialah jang diluku dalam keadaan gelap.

Bersambung.... Situasi Mencekam di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi (3) - Arung Toraja (arungsejarah.com)

Sebelumnya.... Situasi Mencekam di Toraja pada Pemilu 1955: Saling Serang Gambar Partai hingga Pribadi (1) - Arung Toraja (arungsejarah.com)