Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Badan Perjuangan Kemerdekaan Toraja 1945

Badan Perjuangan Kemerdekaan Toraja 1945, Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947, Memorie van Overgave (Naskah serah terima), Algemene Secretarie, Politiek Verslag, Jaarlijksch Verslag, Algemeen Verslag, Bijlagen Algemeen Verslag, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Makassar, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Luwu, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Bima Bonthain, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Bone, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Parepare, Algemeen Verslag; Algemeen Verslag afd. Selayar, Brieven aan de Directeur's Lands Producten en Cievile Magazijnen, Kommissorial Bijlagen Algemeen Verslag, Administratie Algemen Verslag, Kultuur Verslag, Administratie Algemen Verslag, Administratie Algemen Verslag (bevolking), Algemeen Staat der Bevolking Verslag, Oorlog Celebes, Begrotingen Makassar, Tarief en Bapalingen op de inkomde/uitgaande regte te Makassar, Reglement gesticht Makassar, Besluiten van Makassar; Duplicaat aankomende brieven en bijlagen van hun hoodelheedens te Batavia, Secrete en aparte aankomende brieven en bijlagen; Makassar besluiten (buku), Besluiten Makassar en onderhoorigheden, Rantepao, Tana Toraja, Toraja, Toraja Utara,
Ilustrasi

TORAJA.ARUNGSEJARAH.COM -  Badan Perjuangan Kemerdekaan Toraja 1945


ORGANISASI ini merupakan lanjutan dari Gerakan Pemuda Indonesia (GPI) (lihat, Gerakan Pemuda Indonesia). 

Badan Perjuangan Kemerdekaan (BPK) Tana Toraja dibentuk pada tanggal 24 Agustus 1945 dengan tujuan membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat Toraja telah menyatakan tekadnya berdiri di belakang RI dan siap menentang NICA. 

Berkobarnya semangat masyarakat Toraja menyambut kemerdekaan RI merupakan wujud nyata kecintaan mereka terhadap kemerdekaan. 

Untuk menyambut kemerdekaan yang baru saja dicapai, pemuda Toraja melakukan arak-arakan keliling kota Rantepao pada tanggal 12 November 1945 pukul 09.55. 

Arak-arakan ini kembali dilakukan pada tanggal 17 November 1945 pukul 09.30 sampai pukul 12.00 tengah hari (lihat, Arak-Arakan Mendukung Proklamasi di Rantepao). 

Reaksi rakyat Toraja tersebut merupakan bukti nyata bahwa mereka sangat mendukung proklamasi. Langkah mendukung kemerdekaan ini diwujudkan kembali dengan menggabungkan kekuatan dalam organisasi Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang berpusat di Palopo dengan nama PRI cabang Tana Toraja. 

Pernyataan ini terjadi saat kedatangan Datu Luwu ke Rantepao. Penggabungan ini dimaksudkan untuk menggalang perjuangan yang lebih luas (lihat, PRI Tana Toraja dan Kunjungan Andi Jemma Ke Toraja).

***

Arak-Arakan Mendukung Proklamasi di Rantepao

SEMANGAT untuk terbebas dari penjajahan menggelora di semua wilayah Kedatuan Luwu, tidak terkecuali Tana Toraja. 

Untuk mendukung proklamasi kemerdekaan RI, para pemuda di bawah pimpinan B.A. Manik melakukan arak-arakan keliling kota Rantepao. Mereka pun dengan tegas menyata-kan sikap anti terhadap NICA. 

Peristiwa ini tercantum dengan jelas dalam Arsip Negara Indonesia Timur, Nomor 148:

“Pada tanggal 12 November 1945 jam 09.55 semoea pemoeda melakoekan perarakan di keliling kota Rantepao dengan menjatakan dirinja akan merdeka 100% dan mengoesir NICA dari Celebes Selatan terlebih poela pada lain-lain negeri, berhoeboeng poela pada pergerakan itoe maka Toeang B.A. Mantik berdiri di moeka  kantor pos Rantepao menjatakan: bahwa barang siapa moengkir dari ini persatoean pemoeda melawan NICA, maka haroes saja tembak dengan pistol”.

Bukan itu saja, dalam sumber Arsip Negara Indonesia Timur, Nomor 148, juga disebutkan bahwa lima hari setelah arak-arakan di atas dilakukan oleh pemuda Toraja, maka pada tanggal 17 November 1945 arak-arakan kembali dilakukan. Dan dalam arak-arakan ini yang terlibat bukan hanya pemuda, tetapi juga seluruh penduduk Rantepao:

“Pada tanggal 17 November 1945 dilakoekan poela perarakan yang disertai oleh pendoedoek atas perintah B.A. Mantik di keliling kota Rantepao pada jam 09.30 sampai jam 12.00 tengah hari dan dikemoekai oleh satoe anjing jang warna merah koening memakai lambang merah putih dilehernya”.

SumberEnsiklopedi Kebudayaan Luwu - Pustaka Sawerigading