Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947 (4)
LUAS WILAYAH:
Luas Tana Toraja menurut kontrolir Sainatra adalah 2850 km2. Jumlah penduduk (menurut pencacahan jiwa tahun 1930) adalah 189.270, dengan demikian maka kepadatan penduduk adalah 66/per km2.
Berdasarkan pencacahan jiwa Jepang pada tahun 1944, Tana Toraja berpenduduk 209.699 orang, sedangkan luasnya 3177,5 km2, jadi kepadatan penduduknya juga 66/ per km2.
Perhitungan terperinci dari pencacahan terakhir tsb. adalah:
Lembang Jumlah
1. Sangalla' 16.605
2. Ma'kale 23.469
3. Menghendek 18.278
4. Taparang 3.170
5. Taleon 3.415
6. Malimbong 2.655
7. Ulusalu 2.087
8. Se'seng 812
9. Banga 2.793
10. Palesan 1.633
11. Rano 3.333
12. Buakaju 1.213
13. Mappa' 757
14. Bau 1.325
15. Balepe' 1.118
16. Simbuang 6.323
17. Kesu' 18.864
18. BuntaO' 4.692
19. Rantebua 5.870
20. Nanggala 4.893
21. Tondon 4.811
22. Tikala 34.216
23. Sa'dan 8.801
24. Balusu 6.881
25. Pangala' 17.348
26. Madandan 3.744
27. Dende' 3.102
28. Piongan 1.369
29. Koerra 1.214
30. Bituang 1.492
31. Balla 1.083
32. Pali 2.273
Total 209.699
Baik jumlah penduduk, maupun luas lembang sangat berbeda, seperti juga kepadatan penduduknya. Ini akan dijelaskan pada pembahasan mengenai keadaan ekonomi pada umumnya.
PELAYARAN SUNGAI:
Meskipun sungai Sadan hanya mempunyai sedikit perbedaan kedalaman, ia tak dapat dilayari, karena pada sungai ini ketinggian normal airnya sangat dangkal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya batu karang besar. Namun dibeberapa tempat sungai ini dapat diseberangi dengan rakit atau perahu.
Lebarnya bervariasi dari 40 sampai 100 m, sedangkan kedalaman kadang-kadang dapat mencapai kurang dari 1/4 m. * Pada saat air pasang penyeberangan diberbagai tempat dapat membahayakan. Anak-anak sungai dengan sendirinya tidak dapat dilayari.
IKLIM DAN MUSIM
Suhu tinggi yang seharusnya ada sehubungan dengan letaknya di daerah tropis, menjadi berkurang oleh ketinggian letaknya. Karena tertutup oleh gunung yang tinggi, pengaruh angin laut atas suhu hanya sedikit ; namun angin dingin dari gunung dan curah hujan lebat selama 9 bulan dalam setahun mempengaruhi iklimnya.
Iklim disini agak lunak, meskipun dalam satu hari dapat terjadi perbedaan suhu yang agak besar.
Pada triwulan pertama dalam setahun, hujan lebat yang biasanya turun di siang hari dibarengi dengan guntur dan kilat. Ini juga periode dimana banyak tanah longsor menghalangi jalan-jalan.
Musim hujan dan musim panas disini tidak begitu tajam terpisah seperti umpamanya yang rata-rata terjadi di Jawa, karena merupakan daerah pegunungan dan letaknya tak jauh di bawah garis katulistiwa.
Pada umumnya musim hujan jatuh di bulan Nopember sampai dengan Juli. Musim panas pada bulan-bulan yang tersisa, sedangkan musim pancaroba terjadi pada bulan Juni dan Oktober.
Pada umumnya bulan Januari agak kering.
Sebelumnya.... Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947 (3) - Arung Toraja (arungsejarah.com)