Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947 (2)
TORAJA.ARUNGSEJARAH.COM - Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947 (2).
I. PERBATASAN :
A. Disebelah Utara dan Timur:
Perbatasan dibentuk oleh jajaran pegunungan pemisah yang memanjang, dengan puncak-puncaknya yang terpenting, yaitu- Buntu Bulaan, B. Motok Kalesek, B. Puang, batas dari gunung yang terakhir ke arah Barat Daya diantara kampung , Limbong dan Pungiu, terus ke suatu lembah di antara kampung
Motto dan B. Dingin melingkar di kaki barat Bukit Buntu Rida dan kemudian sepanjang Salo Pengraka (untuk pemeliharaan jalan, sungai Isong merupakan batas). Sampai batas itu dia ? menyatu dengan Salo Ponania (alias Saa'), menyebrangi sungai di sini, mulai mendaki lereng Barat kaki B. Tangka, melingkari B. Rondo di sebelah Timur, dari sini mengelilingi B. Tano ke Salu Loko, mengikuti sungai ini sampai muaranya. Kemudian melalui pertama-tama S. Taabah , kemudian S. Galuaturan, ke hulu sungai hingga B. Sarai.
Dari sini, melalui sumber-sumber air di bagian Barat Laut ke S. Taabah, dari sungai ini ke hulu sungai melintasi bahagian Utara dari Gunung Latimojong yaitu puncak-puncak Sarai, Sikolong Tetekan dan Poka Pinjang menuju Rante Kambela.
B. Di Bagian Selatan
Dari puncak ke gunung yang disebutkan terakhir, disepanjang S. Roni menghilir ke arah Utara, ke tempat pertemuan S. Bola dan S. Roni. Dari sini terus ke Utara sampai S. Malino. Sungai sungai ini menghilir sampai pertemuannya dengan Salo Barani.
Dari sini menghilir sampai kampung Paja, di sebelah Timur di sepanjang kampung ini menuju ke arah Selatan di antara kg. Kalosi (antara lain Enrekang) dan kampung Garotin (antara lain Makale). Dari kampung yang terakhir ke arah Barat Laut, ke pertemuan S. Tuni dan S. Salo Barni. Mengikuti hulu sungai sampai pertemuan S. Messu, mengikuti sungai ini ke arah Barat sampai ke mata airnya.
Dari sini menyeberangi lereng pengunungan Sambua melalui Gunung Kara dan Gunung Kuku ke arah Selatan sampai mata air Sungai Mangundapa di Gunung Tongkonanbasi. Hulu sungai yang terakhir ini ke arah hilir sampai pertemuannya dengan S. Ao, yang ditelusuri sampai kemuaranya di aliran sungai Saddang.
Mengikuti sungai ini ke arah Tenggara hingga ke sungai Kamisi; dari sungaini kearah hulu hingga pegunungan Kaluku, ke arah Utara melalui gunung Samalinni, dalam cekungan gunung tersebut, ke B.Limbong, B. Nitu, B. Taidasai, B. Ruru, B. Marupa, B. Milan (puncak batas antara Makale, Pinrang dan Binuang), B. Silawa Ao, Batu Sitene, ke arah Barat sampai pertemuan Sungai Talang dan Sipai.
C. Di Sebelah Barat
Dari pertemuan aliran sungai Talang dan Sipai, kemudian di sepanjang sungai Talang, sesudah itu menjurus kedaerah utara melalui B. Panusuka, B. Sali-sali, B. Kuring dan B. Parangianasu ke B. Kolanglae, kemudian kearah timur melalui B. Talumba, B. Pajo-Pajo, B. Puang, B. Palisuro dan B. Bunga ke muara S. Manuk di sungai Masupu, ke hulu sungai ini hingga ke tempat dia menampung S. Masamba; dari sungai ini juga ke hulu sungai sampai di jembatan.
Sesudah menyeberangi sungai ini di jembatan, batas ini berlanjut ke arah barat, sepanjang tepi suatu teras sawah ke S. Talodo. Dari sungai ini naik kehulu, ke sungai Kalanda dan dari sana sepanjang S. Uru ke sungai Bulian.
SENGKETA TAPAL BATAS:
Suatu sengketa tapal batas dari daerah swapraja Alia (Onderafdeling Enrekang) diselesaikan dengan SK Residen Sulawesi Selatan tanggal 30 Maret 1938 No. 142. Perbatasan didaerah sengketa (kampung Garotin, Lembang Mengkedek) ditandai dengan tiang-tiang beton.
Antara penduduk Lembang Panggala dan Rongkong-Atas Seko (Onderafdeling Masamba) pernah ada sengketa perbatasan, dan yang jadi masalah di sana terutama perhatian untuk hak pengelolaan pohon damar.....
Bersambung.... Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947 (3) - Arung Toraja (arungsejarah.com)
Sebelumnya.... Catatan Belanda tentang Onderafdeeling Tana Toraja 1947 (1) - Arung Toraja (arungsejarah.com)