Pembentukan LAPRIS di Tana Toraja 1946
Ilustrasi |
TORAJA.ARUNGSEJARAH.COM - Pembentukan LAPRIS di Tana Toraja 1946.
PADA bulan Mei 1946, Parajai dan Rio diutus oleh pemuda pejuang Tana Toraja ke Makassar untuk menghubungi pimpinan kesatuan kelaskaran yang ada di Makassar. Dalam pencarian tersebut, dua utusan pemuda Toraja berhasil menghadiri rapat kilat dan rahasia yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 1946. Hadir dalam rapat tersebut adalah Raden Sokarto, Laoge Parajai, Rio dan beberapa kawan-kawan lainnya.
Rapat tersebut kemudian memu-tuskan agar Parajai dan Rio segera menyusun berbagai kekuatan pejuang di Tana Toraja dan menggabungkannya ke dalam LAPRIS demi kelancaran gerakan perjuangan selanjutnya.
Pada tanggal 25 Mei 1946, sekembali Parajai dan Rio ke Makale diadakan pertemuan yang dihadiri oleh Ahmadi Sersan KNIL.
Dalam pertemuan itu, diputuskan untuk mensahkan berdirinya Laskar Pemberontak Republik Indonesia Serikat (LAPRIS) Tana Toraja pada tanggal 25 Mei 1946, dengan markasnya berkedudukan di Makale.
Dalam LAPRIS bergabung pula sebanyak 4.000 orang dari Depot Batalion NICA di Makale yang berasal dari Morotai/Maluku.
Sesudah pertemuan itu, maka berdasarkan penyelidikan dapat diketahui, bahwa di Makale dan Rantepao terdapat gudang persen-jataan NICA.
Berdasarkan informasi itu, maka pada tanggal 15 Agustus 1946, diadakan rapat kilat untuk mengadakan serangan serenpak, terutama untuk merampas persenjataan NICA.
Dalam rapat itu diputuskan untuk mengadakan gerakan serempak pada tanggal 17 Agustus 1946. Dalam serangan serenpak tersebut ikut pula anggota Depot Bataliyon NICA yang dipimpin Sersan Ahmadi bersama kawan-kawannya yang tergabung dalam LAPRIS.
Maka pada malam yang telah direncanakan tersebut, hubungan telepon antara Makale Rantepao, Kalosi dan Palopo telah diputus.
Namun ternyata rencana yang dirahasiakan itu dapat diketahui oleh musuh sebelumnya. Karenanya, beberapa pimpinan pemuda tertangkap bersama dokumen-dokumen penting.
Mereka yang ditangkap antara lain Parajai sebagai pimpinan dan Ahmadi sebagai Wakil pimpinan serta beberapa pemuda lainnya.
Selain Lapris, di Tana Toraja juga terbentuk beberapa kelaskaran antara lain: Badan Perjuangan Kemerdekaan Toraja (BPKT)1945, Gerakan Pemuda Indonesia (GPI), Pemuda Republik Indonesia (PRI) Tana Toraja.